Tuesday 24 January 2017

Aku Jatuh Cinta

Kopi dan teh berbeda, warna dan rasa itulah perbedaan yang akan membuat keindahan.
Perbedaan pada sebuah monolog kehidupan

Aku ingin jatuh cinta...
Yaah..., aku ingin jatuh cinta pada orang yang sama berkali-kali
Tanpa aku merasa resah, rasa ini berkurang dan berangsur menghilang
Memudar seiringnya waktu
Menghilang tanpa jejak, hangus tanpa berbekas, tak terasa lagi

Aku ingin jatuh cinta
Pada waktu ketika kau tersenyum
Membuat duniaku terhenti sesaat
Merasakan sesuatu yang tak terkatakan, dan aku yang menentukan kapan waktu boleh berputar kembali
Demi terus melihat senyumnya..

Bagiku, Cinta itu tak perlu muluk-muluk
Tak perlu dia membuatkan masakan untukku setiap hari
Tak perlu dia membuatkan kopi untukku di pagi hari
Hey...dia bukan pembantu yang bekerja dirumahmu kan?
Cukuplah sebaris kata 'Selamat Pagi'

Setelah mentari menyapa bumi
Menghangatkan hati yang terkadang beku oleh sinisnya matahari
Lebih dari cukup lukisan senyum dan sapaan 'selamat siang' ketika fajar pergi dan berganti riuh manusia-manusia yang terjebak dunia sertasegala keangkuhannya

Ketika senja tiba kau tak perlu  datang dengan banyak kata
Cukup  hadirmu saja
Itu lebih dari cukup

Aku terlalu melankolis barangkali, tak apa..
Biarkan saja.. mungkin ini efek jatuh cinta

Aku ingin jatuh cinta
Jatuh yang sebenar-benarnya jatuh
Sakit. Pasti akan terasa sakit
Bagaimana tidak?
Ketika aku memutuskan jatuh cinta padamu, maka akan ada sepaket rasa yang lain yang harus aku terima
Mau tidak mau..
Suka tidak suka..
Ah.. nampak rumit
Tapi aku mau

Ketika aku jatuh cinta padamu
Akan ada sekelumit cemburu disana
Jadi... maafkan aku

Cemburu itu bukan tanda sayang
Menurutku hanya sebuah  perasaan takut kehilangan. Wajar..
Karena aku mencintaimu 💖

No comments:

Post a Comment